Rabu, 21 Oktober 2009

CBSA


BAB I
PENDAHULUAN

Secara termonologi Mulyanto Sumardi menyatakan bahwa “Pendekatan” bersifar axiomatic. Ia terdiri dari serangkaian asumsi mengenai hakikat bahasa dan pengajaran bahasa serta belajar bahasa. Bila dikaitkan dengan Pendidikan Islam. Pendekatan berarti serangkaian asumsi mengenai hakikat pendidikan islam dan pengajaran agama islam serta belajar agama islam.
Dalam proses pendidikan islam, pendekatan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan, karena ia menjadi sarana yang sangat bermakna bagi materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan, sehingga dapat dipahami atau diserap oleh anak didik dan menjadi pengertian-pengertian yang fungsional terhadap tingkah lakunya.
Pendidikan tidak akan efektif apabila tidak melakukan pendekatan ketika menyampaikan suatu materi dalam proses belajar mengajar. Dalam proses pendidikan agama islam, pendidikan yang tepat guna adalah pendidikan yang mengandung nilai-nilai yang sejalan dengan materi pelajaran dan secara fungsional dapat dipakai untuk merealisasikan nilai-nilai ideal yang berkandung dalam tujuan pendidikan islam.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)

CBSA sama pengertiannya dengan SAL (Student Active Learning). CBSA azas dan strategi pembelajaran yang harus diwujudkan dalam bentuk-bentuk kegiatan belajar yang relevan.
CBSA sebagai azas belajar dan strategi belajar adalah sesuai dengan hakikat perkembangan diri siswa, gejala yang perlu disebut adalah manusia lahir diperlengkapi dengan potensi-potensi yang memungkinkan untuk berkembang secara cultural.
Ada salah satu cara untuk meninjau seberapa jauh kada ke-CBSA-an pola pembelajaran dengan mempertimbangkan kualitas, ada tujuh dimensi pembelajaran sebagai berikut :
1.Seberapa jauh partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan pembelajaran
2.Adanya penggunaan aspek efektif dalam pembelajaran
3.Partisipasi siswa dapat berupa pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang berbentuk interaksi antar siswa
4.Adanya ketulusan penerimaan pengajar
5.Adanya kekohesifan kelas sebagai kelompok belajar
6.Adanya kebebasan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan-keputusan yang penting dalam kehidupan sekolahnya.
7.Seberapa banyak waktu yang dipergunakan untuk mengulangi pribadi siswa.
Pelaksanaan CBSA di sekolah merupakan tantangan bagi guru, siswa dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam penyelenggaraan sekolah. CBSA menuntut kerja keras dan penuh kerja sama pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan sekolah.

B. Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif

Cara belajar siswa aktif (CBSA) merupakan upaya untuk lebih meningkatkan mutu belajar siswa dan dengan demikian akan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. CBSA juga lebih merupakan azas keterlibatan kerja dari pada bentuk kegiatan belajar yang stereotip, praktik CBSA tidak menunjukkan pada bentuk kegiatan belajar tunggal, misalnya : mesti diskusi kelompok.
CBSA juga kita kaitkan dengan klasifikasi permasalahan pendidikan di sekolah secara makro, misalnya : relevansi (kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat, dan kebutuhan perkembangan IPTEK). CBSA juga merupakan azas dedaktis, dari bentuk belajar tertentu. Dapat ditegaskan bahwa CBSA (yang analog dengan azas siswa aktif) merupakan salah satu azas dedaktis.
Di dalam CBSA juga ada pengertian CBSA sebagai azas belajar dan strategi belajar adalah sesuai dengan hakikat perkembangan diri siswa, gejala yang perlu disebut adalah manusia lahir diperlengkapi dengan potensi-potensi yang memungkinkan untuk berkembang secara cultural di dalam CBSA, agar gambaran tentang keseluruhan azas dedaktik tersebut relatif lengkap maka ada macam-macam azas, yaitu : azas motivasi, azas apersepsi, azas korelasi, azas integrasi, azas individualisasi, azas peragaan, azas penilaian, azas kerja sama, azas berkesinambungan, dan azas kegunaan. Dapat juga ditegaskan bahwa pembelajaran yang baik adalah yang dapat menerapkan azas-azas tertentu secara tepat (semakin banyak) azas dedaktis yang diterapkan secara tepat.
Adapun azas-azas tersebut yang dimaksud adalah : azas motivasi adalah azas pemusatan minat dan perhatian, azas integrasi adalah setiap perolehan belajar terkait dalam berfikir serta bertindak yang kompak dan utuh azas individualisasi adalah usaha agar perkembangan peserta didik optimal untuk dirinya selaras dengan potensialisasinya, azas penilaian adalah menuntut kualitas pengelolaan sehingga fungsi diagnatis dan pengajaran atau promotifnya terjamin, azas kerjasama adalah belajar kelompok, azas belajar berkesinambungan adalah analog dengan azas belajar seumur hidup, dan azas kegunaan adalah adanya nilai praktis.

C. Bentuk-bentuk CBSA

Secara garis besar ciri-ciri bentuk pengajaran CBSA yang berhasil adalah memberi peluang peserta didik untuk aktif mendayagunakan segala kemampuannya secara optimal, banyak usaha atau kegiatan yang dilaksanakan oleh peserta didik secara terarah, dibawah bimbingan guru yang kreatif dan penuh pengabdian (dedikasi). Bentuk-bentuk pelaksanaan CBSA dapat bervariasi sebagai berikut :
1. Praktik CBSA menuntut adanya perencanaan yang cermat agar variasi kegiatan siswa tetap terarah untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan (jadi efektif dan efisien).
2. Praktik CBSA dapat dilaksanakan secara perorangan (setiap siswa berkaitan belajar dengan tugas tertentu).
3. Praktik CBSA dapat berlangsung di dalam kelas, di laboratorium, di ruang baca, di lapangan (luar kelas dan luar sekolah).
4. Praktik CBSA untuk mencapai perkembangan diri siswa secara utuh, optimal, dan mempribadi.
5. Praktik CBSA dapat berlangsung di bawah bimbingan guru dan dapat berlangsung tanpa bimbingan guru secara langsung.
6. Praktik CBSA berbentuk penyerapan informasi (mendengar atau membaca buku).
7. Untuk kerja (performance) para siswa dalam pengajaran CBSA dapat bervariasi dan kegiatan mengingat kembali.
Khusus yang berhubungan dengan CBSA di MI atau SD kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.Pada awal pembelajaran, mengadakan permainan dedaktis, mengadakan perjalanan lingkungan sekitar, membaca buku atau sumber lain yang relevan, mendengarkan informasi baik secara langsung atau melalui rekaman.
2.Pada inti pembelajaran, mengadakan penggolongan data atau temuan-temuan yang lain, mengadakan sistematisasi temuan selama belajar, mengadakan perbandingan, mengadakan percobaan lain-lain.
3.Pada akhir pembelajaran, membuat penyimpulan hasil belajar, menggandakan laporan dan mempertanggungjawabkannya, merancang suatu pajangan, mengadakan evaluasi proses dan hasil kerja, dll.
Pola interaksi pembelajaran CBSA bervariasi, dari guru ke siswa, dari siswa ke guru, dan dari siswa ke siswa.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
CBSA merupakan upaya untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan siswa, sehingga siswa dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolahan.
CBSA sering kita kaitkan dengan klasifikasi permasalahan pendidikan secara makro, selain itu CBSA juga lebih merupakan azas dedaktif.
Di dalam CBSA juga ada perngertian sebagai azas belajar dan strategi belajar adalah sesuai dengan hakikat perkembangan diri siswa.
Azas-azas CBSA yang dimaksud adalah :
a. azas motivasi
b. azas persepsi
c. azas korelasi
d. azas integrasi
e. azas individualisasi
f. azas peragaan
g. azas penilaian
h. azas kerja sama
i. azas belajar berkesinambungan
j. azas kegunaan
CBSA sama pengertiannya dengan SAL (Student Active Learning)
CBSA sebagai azas belajar dan strategi belajar adalah sesuai dengan hakekat perkembangan diri siswa.
Salah satu cara untuk meninjau seberapa jauh kadar ke CBSA-A pembelajaran yaitu dengan mempertimbangkan kualitas pembelajaran.
Bentuk pelaksanaan CBSA adalah :
1. Praktik CBSA menuntut adanya perencanaan yang cermat
2. Praktik CBSA dapat dilaksanakan secara perorangan.
3. Praktik CBSA dapat berlangsung di dalam kelas, di laboratorium, di ruang baca, di lapangan (luar kelas dan luar sekolah).
4. Praktik CBSA untuk mencapai perkembangan diri siswa secara utuh, optimal, dan mempribadi.
5. Praktik CBSA dapat berlangsung dengan atau tanpa guru pembimbing
6. Praktik CBSA berbentuk penyerapan informasi
7. Untuk kerja (performance) para siswa dalam pengajaran CBSA dapat bervariasi dan kegiatan mengingat kembali.
CBSA di MI atau SD kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Awal pembelajaran (permainan dedaktis, mengadakan perjalanan lingkungan sekitar, membaca dan mendengarkan informasi)
2. Inti pembelajaran (penggolongan data atau temuan-temuan yang lain, mengadakan sistematisasi temuan belajar, mengadakan perbandingan, mengadakan percobaan).
3. Akhir pembelajaran (penyimpulan hasil belajar, mengadakan laporan dan mengadakan pertanggungjawabannya, merancang suatu pajangan, evaluasi proses dan hasil bekerja, dll.)

DAFTAR PUSTAKA

Muslam, Pengembangan Kurikulum MI / PAI SD, PKP12, Semarang, 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar